OBAT HATI

Wahai Saudaraku! Mungkin diantara kita pernah merasa kebingungan dan gelisah dalam menjalani hidup ini sehingga kita merasa tidak tenang dalam menghadapi setiap masalah yang datang. Lalu sebenarnya apa sih yang membuat hidup seseorang itu bahagia? Apakah dengan kekayaan, jabatan, ataukah dengan popularitas? Ternyata tidak semua orang yang memiliki hal tersebut hidup bahagia. Buktinya tidak sedikit dari mereka yang mengalami stress atau bahkan bunuh diri karena masalah pribadi mereka. Kebahagiaan hidup tidak diukur dengan seberapa banyak kita harta yang kita miliki, seberapa tinggi jabatan dan kekuasaan yang kita punya dan seberapa tenarnya popularitas kita. Tapi kebahagiaan itu dapat diraih dengan pikiran yang tenang (rohatul baal) dan hati yang tentram (thuma’ninatul qulub). Lalu bagaimana cara memperoleh kedua hal tersebut? Kuncinya adalah syukur dan sabar. Bersyukur ketika di atas dan bersabar ketika di bawah. Allah SWT berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih". (Q.S Ibrahim : 7)

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ 

الصَّابِرِين


الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun (sesungguhnya kami semua adalah milik Allah, dan hanya kepada-Nya lah kami akan dikembelikan)". (Q.S Al-Baqarah : 155-156)

Dari ayat di atas kita diperintahkan untuk selalu bersyukur, tidak peduli seberapa besar nikmat dan karunia Allah yang diberikan untuk kita. Karena dengan bersyukur itulah kita akan merasakan kebahagiaan. Kemudian kita juga diperintah oleh Allah SWT untuk bersabar ketika cobaan datang menimpa, karena setiap manusia pasti akan diberi cobaan oleh Allah SWT. Dalam ayat tersebut, kata (وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ) ada huruf lam ibtida’ sebelum nun yang berarti fi’il tersebut (memberi cobaan pada setiap orang) pasti akan dilakukan oleh Allah SWT.
Ketika kita merasa kebingungan dengan semuanya ini, mungkin disaat itu hati kita sedang jauh dari-Nya.
Dalam kitab At-Tibyaan fii Aadaabi Hamalatil Quran Ibrahim Al-Khawash Rahimahullah berkata:

دواء القلب خمسة أشيآء: قرآءة القرآن بالتدبير و خلاء البطن و قيام اليل و التضرع عند 

السحر و مجالة الصالحين

“Obat hati ada 5 (lima ) perkara, yaitu:
1.    Membaca Al-Qur’an dan merenungi maknanya.
2.    Membiasakan perut yang kosong.
3.    Sembahyang malam.
4.    Berdoa dengan penuh tawadhu' di penghujung malam.
5.    Duduk bersama orang-orang sholeh.”

Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyyah Rahimahullah juga berkata:

اطلب قلبك في ثلاثة مواطن عند سماع القرآن وفي مجالس الذكر وفي أوقات الخلوة فان 

لم تجده في هذه المواطن فسل الله أن يمن عليك بقلب فانه لا قلب لك

“Carilah hatimu di tiga tempat ini ; di saat engkau mendengarkan Al Qur’an, di saat engkau berada di majlis dzikir (majlis ilmu) dan di saat engkau menyendiri bermunajat kepada Allah. Jika engkau tidak temukan hatimu di sana, maka mintalah kepada Allah agar Memberimu hati karena sesungguhnya engkau sudah tak punya hati lagi”
Jadi sangat penting bagi kita untuk senantiasa menjaga hati dari hal-hal yang dapat menghalangi (hijab) kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena hati merupakan akar dari pada apa-apa yang menyebabkan terbentuknya karakter kita. Dalam kitab Arba’in karya Imam Nawawi Rahimahullah hadits keenam, Rasulullah SAW:


 أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ..


وَهِيَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Apabila segumpal daging tersebut baik, baiklah seluruh tubuhnya, dan apabila segumpal daging tersebut buruk, buruklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati”. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim).
Demikian tulisan kami, kalau ada yang salah mohon maaf! Semoga bermanfaat :-)
Share on Google Plus

About Unknown

Posted By Ainol Yakin.S

0 komentar:

Posting Komentar