PEMIMPIN SAMUDERA USWAH

Membicarakan Rasulullah SAW sebagai figur teladan maka sama halnya dengan membicarakan tak bertepinya luas samudera yang di dalamnya pasti bertaburan kilauan mutiara. Membicarakan tentang keteladanan Rasulullah sama dengan membicarakan taburan bintang gemintang di langit nan membentang yang tak mungkin terhitung jumlahnya. Namun satu persatu mutiara indah yang menaburi jiwa mulia Rasulullah adalah keniscayaan setiap umat beriman. Satu persatu mutiara itu kita pungut untuk dijadikan koleksi keteladanan yang akan kita pelihara dan kita simpan dengan baik, mungkin cahayanya dapat sedikit demi sedikit menyinari Qalbu.

Insan Bersahaja
Suatu ketika Rasulullah dan para sahabat berada di tengah perjalanan. Maka di tengah kepenatan dan rasa lelah, Rasulullah mengajak rombongan sahabat untuk menyembelih kambing. Suara-suarapun muncul, mereka menyambut gembira ajakan sang Rasul, “Aku saja yang sembelih”, “Aku yang kuliti, ya”, “Kalau aku yang masak saja”. Di tengah sahabat yang berebut tugas, Rasulullah menyahut, “Kalau aku yang cari kayu bakarnya”. Mendengar perkataan Rasulullah, para sahabat tersentak, “Sudahlah, kami kan rombongan anda wahai Rasulullah, tenaga kami masih cukup untuk mengerjakan semua”, “Aku tau itu, tapi aku tak mau kalian istimewakan”.
Inilah diantara sekian sikap kesederhanaan Rasulullah yang tak mau diistimewakan dan diperlakukan layaknya pembesar.

Pemimpin yang Adil
Suatu ketika ada seorang wanita dari golongan pembesar Makhzumy ketahuan mencuri. Golongan Makhzumy adalah golongan yang disegani dan baru saja berhasil masuk islam. Para sahabat berunding agar wanita itu mendapat pengampunan dari Rasulullah. Mereka berharap simpati keluarganya yang tergolong pembesar semakin bertambah. Maka salah seorang sahabat dekat Rasulullah yaitu ‘Usamah bin Zaid dipilih jadi wakil mereka untuk mengajukan permohonan tersebut. ‘Usamah pun mendatangi Rasulullah. Ia yakin permohonan mereka akan dikabulkan. Namun tak disangka, ketika permohonan tersebut diutarakan kepada Rasulullah, beliau langsung murka, “Inilah yang menghancurkan umat-umat terdahulu. Kalau pembesar mereka yang mencuri, mereka diam tak bertindak. Akan tetapi jikalau rakyat jelata yang mencuri, maka ramai-ramai mereka tegakkan hukum”. Selanjutnya Rasulullah bersumpah dihadapan para sahabat, “Demi Allah! Andai saja Fathimah anak si Muhammad telah terbukti mencuri, maka akan saya potong tangannya dengan tanganku sendiri”.
Inilah prinsip keadilan yang selalu ditegakkan Rasulullah yang tentunya sangat dirindukan oleh umat manapun, termasuk negara kita ini.

Manusia Dermawan
Suatu ketika seorang laki-laki pegunungan datang kepada Rasulullah dan meminta sesuatu kepada beliau. Betapa mengagumkan, saat itu juga Rasulullah langsung memberinya sederet kambing. Bisa dibayangkan jumlahnya? Deretan kambing yang diberikan Rasulullah dapat menutupi jalan sepanjang gunung ke gunung. Kemudian si lelaku itu kembali kepada kaumnya dengan teriakan-teriakan keheranan, “Hai kaumku! Masuklah kalian semua ke dalam Islam. Sesungguhnya Muhammad telah berderma layaknya orang yang tidak takut kekurangan”.
Di kisah lain, suatu ketika datang seorang peminta-minta kepada Rasulullah. Saat itu Rasulullah tak punya sesuatu untuk diberikan. Tapi Rasulullah tak mau mengecewakannya. Maka beliau menganjurkannya untuk berhutang dulu pada seseorang atas nama Rasulullah. Saat melihat hal tersebut Umar bin Khattab merasa kasihan kepada Rasulullah. Tentu karena Rasulullah bukan tergolong orang yang berada.
Bukankah Allah tidak akan memaksa dengan sesuatu yang tidak engkau mampu?”. Rasulullah tampak tidak suka mendengar ucapan Umar. Sahabat lain menimpali, “Sudahlah, berderma saja. Jangan takut kekurangan qizqi dari Allah”. Mendengar itu Rasulullah tersenyum lebar.
Inilah sebagian kecil mutiara uswah yang sepantasnya kita selalu berusaha memungutnya. Masih banyak keteladanan yang dapat kita angkat. Seperti keberanian, kesabaran, keteguhan dalam pendirian, keyakinan yang tinggi dan lain-lain.

“Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut (dzikir) Allah”. (Q.S Al-Ahzab : 21)

Semoga bermanfaat!
Share on Google Plus

About Unknown

Posted By Ainol Yakin.S

0 komentar:

Posting Komentar